Beberapa Mitos Mengenai Metode Bertemu / Melihat Makhluk Halus

Masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat Jawa masih memiliki kepercayaan di bidang dunia mistik yang sangat erat. Kepercayaan tentang adanya dunia lain di samping dunia manusia masih sangat kuat sekali.
Makhluk halus, atau makhluk ghaib, sesuai namanya, memang sudah ditakdirkan untuk tersembunyi dari penglihatan wadag manusia, namun ada beberapa mitos tentang metode bertemu atau melihat mereka. Berikut ini secuil info tentang hal itu. namun sebelum rekan2 membacanya harap ketahui hal-hal berikut.

Penting! Baca Dulu Sebelum Melanjutkan!

1. Tulisan ini 1000% hanya untuk berbagi informasi saja. Tidak ada tujuan yang berkaitan dengan keimanan ataupun aqidah agama manapun. Saya tidak bermaksud menyesatkan iman rekan2 sekalian.

2. Harap mempertimbangkan masak2 jika rekan2 ada yang tertarik mencoba salah satu atau salah semua dari metode2 di bawah. Pastikan rekan2 memiliki persiapan matang, terutama di bidang nyali dan kesehatan fisik. Rating resiko diikutsertakan.Resiko ditanggung sendiri!

3. Sumber informasi dari berbagai sumber masyarakat dari beberapa daerah, khususnya wilayah Yogyakarta.

4. Jangan salah gunakan metode ini untuk main-main, ataupun menantang makhluk dunia lain. Memang benar manusia memiliki derajat lebih tinggi, namun jumawa dan kesombongan bisa membawa petaka.

5. Jika rekan-rekan telah setuju dan mengetahui 4 info di atas, silakan melanjutkan membaca. Jika tidak, lebih baik jangan melanjutkan membaca post ini. Masih banyak hal yang lebih bermanfaat yang bisa rekan2 lakukan.

6.Bagi rekan rekan yang ingin menambah informasi atau mengkoreksi kesalahan pada tulisan ini, saya persilakan dengan senang hati.

Langsung saja, here come the methods:

1. Metode Jaelangkung (Berkomunikasi dengan arwah). Resiko: 5/5
Cara yang sudah umum diketahui. Ritual ini merupakan prosesi pemanggilan arwah melalui metode boneka yang terbuat dari siwur (gayung tradisional jawa), kukusan, dan jerami. Kain mori, menyan, hio, bunga kantil, dan minyak misik digunakan sebagai pelengkap. Agar keberhasilan proses pemanggilan bisa lebih tinggi, boneka biasanya disemayamkan dulu di tempat yang dianggap wingit semalaman pada malam anggara kasih. mantra pemanggil beraneka ragam, tergantung daerah pemanggilan dan tidak akan saya ikutsertakan di sini mengingat tingkat keberhasilan metode ini sangat tinggi dan resikonya paling tinggi di antara metode lain. Bahkan dalam rangka sembrono pun metode ini bisa berhasil! Jika tertarik mencoba, sebaiknya didampingi oleh orang yang berpengalaman di bidang supranatural. Belum pernah mebuktikan sendiri, namun melihat sendiri ritual dan akibatnya pernah.

2. Sadha Lanang dan Pohon Pisang. Resiko 2,5/5(Gendruwo, Buto Ijo, Lelepah)
Duduklah di bawah pohon pisang pada waktu surup (senja, tepat sesudah maghrib sampai sebelum Isya), sambil memegang sadha lanang. Diutamakan pisang emas, dan yang memiliki bunga / jantung pisang.Resiko relatif kecil asalkan anda orang yang pemberani dan sadha lanang tidak terlepas dari badan anda. Jika mudah trauma / sedang tidak sehat jangan mencoba cara ini. Aura makhluk halus bisa berdampak negatif bagi kesahatan fisik manusia.

3. Bersiul di waktu surup di dekat pawuhan (tempat buang sampah). Resiko 2/5 (kemamang)
Bersiul dengan menirukan suara salah satu jenis burung tertentu di waktu surup dipercaya bisa memancing kedatangan kemamang (hantu api menurut kepercayaan masyarakat gunungkidul.). Saat candhik ala katanya juga akan memboost tingkat keberhasilan tindakan ini. Candhik Ala adalah saat langit senja berwarna merah darah.

4. Tidur tengah malam Melintang di depan pintu rumah dengan bantal sapu gerang. Resiko 3/5 (berbagai macam lelembut)
Cara ini diyakini memiliki tingkat keberhasilan relatif tinggi. Ada yang mengatakan harus telanjang, tidak perlu. Lelembut akan terlihat saat kita memasuki masa tidur-tidur ayam. Jangan berkata sepatah kata pun saat melihat penampakan, apalagi alok-alok (berkomentar). hal itu akan dianggap tantangan. Jika ada yang menghampiri, cukup senyum, atau cuekin saja. Mereka hanya menyapa namun dalam cara dan bahasa mereka. Sapu gerang adalah sapu lidi yang sudah sering dipakai hingga betuknya agak butut. kalau ada yang menggunakan merang sebagai pengikatnya.

5. Berkeliling rumah tengah malam 7 kali dengan telanjang. Resiko ?/5
Ada juga yang mengikutsertakan sarat berjalannya mundur dan tanpa bicara. Walau kelihatannya meyakinkan, metode ini yang paling belum terbukti keberhasilannya. Jika rekan-rekan ada yang pernah mendengar atau membuktikan sendiri, silakan berikan kesaksian.

6. Melihat terbalik diantara 2 kaki kita. Resiko 1/5 (Lelembut di tempat umum)
Cukup berdiri dengan 2 kaki terbuka lebar, lalu bungkukkan badan hingga posisi kepala bisa melihat arah belakang kita melalui 2 kaki kita sendiri. Agar bisa membedakan mana lelembut dan mana manusia betulan, baiknya lakukan di malam hari saat sepi di tempat yang agak asoy level horrornya. Seseorang pernah membuktikan di sebuah bangsal rumah sakit terkenal di jogja pada jam 01.00 malam. Walaupun penampakan terlihat tidak menakutkan, namun cukup luar biasa. Tingkat keberhasilan sangat kecil sekali.

7. Memanggang burung gagak di areal pemakaman angker. resiko 5/5. (berbagai macam lelembut+arwah penasaran)
Cara ini jangan sekali-kali dicoba tanpa didampingi pawang!! Ini sebenarnya adalah salah satu ritual pesugihan "Sate Gagak". cukup memanggang daging gagag, atau burung gagak hidup/mati di areal kuburan yang wingit, maka tak akan makan waktu lama arwah2 org yg mati penasaran akan menghampiri si pelaku lengkap dengan keadaan fisik mereka waktu meninggal. Lelembut original pun tak akan ketinggalan. Si pelaku harus memiliki level keberanian yang sangat tinggi pada ritual ini, dan juga harus pandai bersilat lidah layaknya orang jual beli. lelembut yang tidak kebagian dagangan biasanya akan sewot dan meri (iri) pada yang kebagian. Dan sasarannya tentu saja sang penjual sate gagak. Di situlah peran pawang sangat dibutuhkan. Seorang kawan dari om saya dari daerah Klajuran, Kulon Progo sudah pernah mencoba, namun tidak bisa selesai. Dia lari tunggang langgang setelah didatangi Buto Ijo sak geng. Untung saja sang pawang sigap mengendalikan situasi, karena si pelaku sempat dilempar anglo (pemanggang sate) dan mengenai bagian punggungnya hingga mengakibatkan luka bakar cukup serius.

0 komentar:

Posting Komentar

My Friends